UNTAG | Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
Rubrik : Kegiatan Kegiatan
KEGIATAN ABDIMAS LPPM UNTAG 1945 SAMARINDA
2014-04-03 08:34:01 - by : indahpermata



Pelaksanaan sosialisasi kesadaran hukum di Rutan Sempaja
Samarinda dilakukan dengan hiburan  pagelaran wayang kulit dari Group  Kesenian “Group Kesenian
Kerawitan Eko Budoyo Gunung Kapur Samarinda Utara”
dengan dalang Bapak
Prof. Dr. Fl. Sudiran, M.Si, dan juga sebagai ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.  Dilanjutkan dengan diskusi yang dikordinaror
dari Kementrian Hukum dan HAM.


Cara unik ini masuk dalam media Kaltim Post Selasa  24 Desember 2013, seperti yang dikutip di
bawah ini.


 


Cara Unik Rutan
Sempaja Sosialisasikan Hukum dengan Wayang Kulit


Bukan Hanya Kunjungan, Warga Binaan Butuh Dimanusiakan













 Selasa, 24
Desember 2013 - 08:51:54



|



Samarinda



|



Dibaca : 50 Kali



 Pagi kemarin (23/12), Rumah Tahanan (Rutan) Klas II
A Sempaja, Samarinda, terasa berbeda. Keheningan yang biasa menyelimuti, 
berubah meriah dengan suara gamelan. Rupanya, di sana ada pagelaran wayang
kulit demi menyampaikan misi khusus.  

ACARA itu merupakan garapan Kanwil
Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum dan HAM)  Kaltim
, Rutan Klas II A
Sempaja serta Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat Universitas 17 Agustus (Untag) Samarinda

Selain menghibur, wayang kulit itu juga menjadi cara sosialisasi hukum kepada
warga binaan.


Yang menjadi dalang adalah Prof DR FL Sudiran M Si, Ketua
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Untag. Cerita yang dibawakan adalah Anoman
Duto.  “Di situ menceritakan seorang raksasa yang ingin menyunting Sinta,
padahal sudah jadi istri Rama,” ujarnya. Dalam cerita yang disampaikan dengan
bahasa Jawa dan Indonesia itu, kata Sudiran, Sinta digoda raksasa dengan kijang
kencana agar bisa diculik. Sudiran menambahkan, makna dari cerita itu adalah
kejahatan selalu mencari kelemahan pihak yang baik agar masuk ke dalam
lingkaran kejahatan.





“Mungkin sama halnya dengan para
binaan. Mereka awalnya orang baik, namun tergoda melakukan perbuatan jahat,”
tutur Sudiran. Pada sesi kedua, lelaki yang terjun ke dunia dalang sejak lulus
SMA itu, memainkan wayang dengan tema moralitas. Dosen Hukum Investasi Untag
itu juga memasukkan undang-undang dan pasal dalam ceritanya.


Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil
Kemenkum dan HAM Kaltim, Darmadji mengatakan menyambut baik sosialisasi akademisi
yang dikemas dengan pertunjukan wayang kulit. “Mereka (warga binaan) butuh
dimanusiakan,” ujarnya. Acara tersebut selain mendapat hiburan, warga binaan
juga dapat mengetahui aturan hukum dengan cara yang ringan. “Jadi tidak
menggurui,” tambahnya.


Darmadji yakin, penyuluhan hukum dalam
bentuk ini merupakan yang pertama di Indonesia. Dia berharap, ada acara serupa
yang membuat warga binaan merasa menjadi manusia. “Bisa dengan acara yang
dikemas lewat pertandingan olahraga,” ujar Darmadji. Dia mengatakan, selama ini
banyak yang melakukan kunjungan dengan dalih memberikan bantuan. “Mohon maaf
saja, kalau seperti itu kemasannya, warga binaan malah seperti penghuni kebun
binatang (melakukan kunjungan dan hanya melihat-lihat situasi),” ucap pria
berkacamata ini. (*/fch/ica/k8)







 

UNTAG | Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda :
Versi Online : /article/266/KEGIATAN ABDIMAS LPPM UNTAG 1945 SAMARINDA.html